INEKSPOS.COM, KENDARI — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan bahwa gerhana bulan total yang terjadi pada Minggu malam, 7 September 2025, dapat disaksikan di seluruh wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra).
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Kendari, Rusdin, menyampaikan bahwa masyarakat di 17 kabupaten/kota di Sultra berkesempatan menyaksikan fenomena langit tersebut secara langsung, selama cuaca mendukung.
“Stasiun Geofisika Kendari juga akan melakukan pengamatan gerhana bulan total pada 7 September 2025 di halaman kantor,” ujar Rusdin.
Ia menjelaskan, gerhana bulan total hanya terjadi saat fase bulan purnama, akibat posisi dinamis antara Matahari, Bumi, dan Bulan yang sejajar. Bila kondisi langit cerah, masyarakat bisa melihat gerhana tanpa alat bantu, bahkan saat puncaknya Bulan akan tampak berwarna merah.
Jadwal Fase Gerhana Bulan Total (WITA):
- 23.56 – Gerhana penumbra mulai
- 00.26 – Gerhana sebagian mulai
- 01.30 – Gerhana total mulai
- 02.11 – Puncak gerhana
- 02.53 – Gerhana total berakhir
- 03.56 – Gerhana sebagian berakhir
- 04.56 – Gerhana penumbra berakhir
Fenomena Blood Moon
Sementara itu, Prof. Thomas Djamaluddin, Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika dari Pusat Riset Antariksa BRIN, menjelaskan bahwa gerhana bulan total terjadi ketika seluruh bagian Bulan masuk ke dalam bayangan inti Bumi.
“Setelah itu, bayangan Bumi mulai meninggalkan Bulan, menandai fase akhir gerhana,” jelasnya.
Menurut Thomas, selama gerhana total, Bulan tidak benar-benar gelap, tetapi terlihat berwarna merah. Warna ini disebabkan oleh pembiasan cahaya Matahari oleh atmosfer Bumi—fenomena yang sering disebut sebagai blood moon atau bulan merah darah.
Ia juga menambahkan, kelengkungan bayangan Bumi yang terlihat saat gerhana sebagian merupakan bukti bentuk Bumi yang bulat. (*)