Salim juga menyoroti pentingnya ketersediaan anggaran operasional untuk pelaksana di lapangan. Ia menilai mustahil sebuah program berhasil tanpa dukungan dana yang memadai.
“Kita harus rasional. Tidak mungkin menyuruh tim bekerja tanpa biaya operasional. Itu harus dihitung,” katanya.
Ia menambahkan, perhatian terhadap Posyandu juga harus ditingkatkan. Menurutnya, saat ini antusiasme masyarakat ke Posyandu menurun dibanding era Orde Baru.
“Dulu Posyandu ramai karena ada makanan tambahan seperti biskuit bayi dan susu. Sekarang kita harus buat Posyandu menarik lagi,” imbuhnya.
Salim mengungkapkan bahwa Pemprov Sulbar mengalokasikan anggaran sekitar Rp40 miliar untuk program penanganan stunting dan kemiskinan tahun ini. Ia menegaskan pentingnya akuntabilitas dan hasil yang terukur dari setiap kegiatan.
“Setiap kegiatan harus terukur hasilnya. Kalau tidak tercapai, kita evaluasi. Jangan jalankan program yang tidak bisa dipertanggungjawabkan,” tutupnya. (rls/*)