“Lima tahun lalu saya juga menyaksikan dokumenter yang mengangkat persoalan serupa. Bahkan, disebutkan bahwa sampah plastik untuk bahan bakar itu diimpor dari luar negeri ke Indonesia,” jelasnya.
Surya meminta BPOM menelusuri kemungkinan praktik serupa di wilayah lain. “Saya khawatir ini bukan hanya terjadi di Jawa Timur. Bisa saja ada daerah lain yang juga melakukan hal serupa,” ujarnya.
Ia mengakui bahwa penggunaan plastik mungkin dapat menekan biaya produksi, namun risiko kesehatan yang ditimbulkan sangat besar. “Memang lebih murah, tapi racun yang dihasilkan itu sangat berbahaya,” tambahnya.
Menutup pernyataannya, Surya Utama menegaskan pentingnya langkah cepat dan tegas dari BPOM untuk melindungi kesehatan masyarakat.
“Saya minta BPOM serius menindaklanjuti kasus ini. Saya yakin ini bukan persoalan baru, tapi sudah berlangsung bertahun-tahun. Tahu adalah makanan yang digemari dan banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia,” pungkasnya.