Pemprov Bali juga menekankan peran desa adat dan OPD khusus yang menangani isu sosial budaya sebagai elemen penting dalam mendukung program pembangunan masyarakat yang berkelanjutan.
Rombongan kemudian melanjutkan kunjungan ke Kantor Dinas Kesehatan Bali. Mereka diterima oleh dr. Komang yang mewakili Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Dalam pertemuan ini, dibahas secara mendalam berbagai upaya dan inovasi Dinkes Bali dalam menekan angka stunting sejak 2018 hingga 2023.
Menurut dr. Komang, beberapa kabupaten di Bali telah berhasil menurunkan prevalensi stunting di bawah 20 persen. Strategi yang dijalankan mencakup gerakan aksi gizi masyarakat, pemberdayaan ibu hamil untuk hidup sehat, optimalisasi peran posyandu, serta edukasi gizi ke sekolah-sekolah.
Langkah strategis lainnya mencakup pemberian suplemen gizi, peningkatan cakupan pemeriksaan anemia, serta promosi ASI eksklusif selama enam bulan pertama. Dinkes Bali juga terus mengembangkan inovasi, seperti lomba menu sehat dan pengembangan pangan berbasis protein lokal.
Ketua DPRD Sulbar, Amalia Fitri, menyampaikan apresiasi atas sambutan hangat dan berbagai informasi berharga yang diberikan. Ia berharap, hasil kunjungan kerja ini dapat menjadi referensi penting bagi Sulbar dalam merumuskan kebijakan yang lebih efektif dan berkelanjutan.
“Kami sangat terinspirasi dengan berbagai inovasi yang telah dilakukan Pemprov Bali. Harapannya, strategi yang telah terbukti berhasil ini bisa kami adaptasi dan terapkan di Sulbar, demi menciptakan masyarakat yang lebih sehat, cerdas, dan berdaya,” ujar Amalia.